Mereka akan tampil bergantian di selasar
Monumen Serangan Oemoem 1 Maret di titik nol kawasan Malioboro,
Yogyakarta, Selasa, 22 Oktober 2013, mulai pukul 15.00 hingga 24.00 WIB.
“Kesenian yang ditampilkan adalah kesenian tradisional dan modern,”
kata panitia Pesta Rakyat Dhaup Ageng.
Kesenian tersebut Tari Badui “Sinar
Purnama” Kulon Progo; Reyog “Lestari Budaya” Gebang Saptosari Gunung
Kidul; Gejog Lesung “Tresno Laras” Gunung Kidul; Tari Klasik Girlan
Nusantara, Tari Sekar Catur Wonosari, Keroncong HAMKRI Kota Yogyakarta,
dan Nini Thowong Grudo Bantul; Ayo Menari SOS Desa Taruna yang
menampilkan beberapa sanggar anak termasuk sanggar anak Saraswati.
Juga ada Gejog Lesung Nitilaras Bantul,
Karawitan Rotowijayan, Musik Jalanan Girlan, Gamelan Bambu Thek-thek
“Cahyo Budaya” Yogyakarta, Hip Hop, Asrama Mahasiswa Jawa Barat, Asrama
Mahasiswa Kalimantan Barat, Kinara Band, dan band penutup Koes Plusan
Toko Mas Kranggan. Ini ungkapan turut berbahagia atas dilangsungkannya
pernikahan putri Sultan HB X.
Dalam pentas ini sanggar anak Saraswati menampilkan Tari Soyong dan Tari Topeng Edan.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan koment